Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Adele - Someone Like You

Suatu malam, waktu lagi sibuk ngetik-ngetik ditemani streaming salah satu acara radio di Jakarta, tiba-tiba radionya muterin Adele - Someone Like You. Sebelumnya sudah sering denger lagu ini tapi baru saat itu saya merhatiin liriknya. Selain liriknya memancing kegalauan buat sebagian orang, ternyata liriknya sangat sinematik, jadi gampang kalau mau divisualisasikan. Baru dengar sebait lagunya, di kepala saya udah ngebayangin adegan buat video klipnya kaya gimana, atau kalau bukan buat video klip, mungkin buat backsound di salah satu serial tv. Percaya deh, ini lagu kalo didukung dengan visualisasi yang pas di suatu film, pasti akan jadi salah satu the most unforgettable scene you've ever watched, hohoho...



Ini videonya waktu di BRIT Awards, dimana Adele tidak terlihat seperti gadis berusia 23 tahun



Never mind,
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"
(Adele - Someone Like You)

Hidup Kertas Polos!

Pada dasarnya saya suka catat-mencatat. Nyatet apa aja, dimana aja, dan pake apa aja. Daripada menyimpan catatan di hape, saya lebih suka nulis di buku catetan. Nggak irit kertas sih memang, tapi karena nulis tangan itu lebih cepet daripada ngetik di hape, saya rasa untuk nulis hal-hal yang tiba-tiba lewat di otak itu lebih enak kalo ditulis tangan. Plus, 10 tahun lagi mungkin bisa jadi kenang-kenangan seperti draf teks proklamasi yang sekarang ada di museum atau tumpukan surat cinta, bagi yang pernah menerima dan menulis surat cinta tentunya. Saya sih enggak. Eh kok jadi curhat?

Kembali ke soal kesukaan saya akan catat-mencatat, makanya di tas saya selalu ada buku catatan kecil dan bolpen. Atau kalau nggak ada buku catatan, pasti ada sesuatu untuk mencatat. Misalnya: bon, karcis, brosur-brosur promo dan bahkan tisu. Kenapa tisu? karena tisu memang multi fungsi. Selain itu biar kejadian kaya di film-film drama. Siapa tau ada cowok ngajakin saya kenalan trus kita tukeran nomer hape tapi dia nggak bawa hape trus saya tulis nomer saya di tisu. So sweet, no?

Enggak sih, biasa aja.

Nah ngomong-ngomong soal buku catatan, pertimbangan utama saya dalam membeli buku catatan selain harga adalah kertasnya, bukan covernya. Kalau cover kan bisa diganti atau dipermak, kalau ngganti kertasnya kan sulit. Nggak, saya nggak suka kertas yang warna-warni banyak gambar. Saya lebih suka buku yang kertasnya polos seperti buku gambar atau sketch book. Kenapa polos, soalnya kertas polos lebih enak buat ditulisin. Nulisnya bisa ngasal mau lurus atau miring, mau gede-gede atau kecil-kecil juga terserah. Bisa juga digambarin. Nah yang kaya gitu kan ga asik kalo kepotong sama garis. Kadang menurut saya garis-garis di buku tulis itu mengganggu.



Ini salah satu contohnya
Foto: dari berbagai sumber

Sayangnya buku dengan kertas polos ini jarang ada. Yang banyak pasti bergaris atau kotak-kotak. Saking sulitnya nyari, sempet kepikiran untuk bikin buku sendiri. Beli kertas satu rim, dipotong ukuran A5 atau B5, ditempelin cover kreasi sendiri, trus dijilid pakai lem/kawat/spiral. Beres.. Tapi setelah dipikir-pikir dan dihitung-hitung, biayanya bisa jadi lebih mahal kalau bikin sendiri, mendingan beli. Jadi sementara buku saya sekarang ini hampir habis kertasnya, tiap ke toko alat tulis saya pasti nyari buku kertas polos dengan harga murah. Kalau ada yang nemu, kasih tau saya ya..




Selamat Waisak :)



Selamat Hari Raya Trisuci Waisak bagi yang merayakan
Mari bersama-sama mencari pencerahan :)


Semoga semua makhluk berbahagia

ps: Borobudur is so magical, no?

#Ngeroweng

Kemarin baca #klutwit dari @metta_ds tentang Budhism di masa orde baru (lengkapnya baca di sini). Baru tau saya kalo di masa itu ijin membangun vihara susah, punya KTP bertuliskan agama Budha juga susah. Taun-taun segitu kayaknya Pancasila sila pertama masih Ketuhanan Yang Maha Esa, pasal 29 UUD 1945 ayat 2 juga bunyinya masih sama:
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Merdeka darimana, kalo vihara aja sampe harus berubah nama jadi kelenteng padahal jelas-jelas fungsinya beda?. Negara ini memang jago bikin dasar hukum tanpa peduli bagaimana penegakan dan pengawasannya. Dan mungkin saya lupa kalau peristiwa itu terjadi di masa orde baru, dimana "kebebasan" itu mahal harganya.

Sedikit agak out of topic, yang kemarin-kemarin beredar hasil survey dari Indobarometer kalau "rakyat Indonesa merindukan Soeharto" itu ada pemeluk agama Budha yang disurvey nggak? ada keluarga Petrus/korban peristiwa Mei juga nggak?. Kalo ada dan hasilnya tetap sama, saya mulai yakin bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang pemaaf. Atau kalau kata Pangeran Siahaan, bangsa yang pelupa dan permisif.

Nah kenapa saya jadi ngeroweng gini ya, padahal tadinya saya cuma mau ngucapin selamat Waisak.


grey & gloomy



Kalau diberi judul, hari ini saya temanya abu-abu lahir batin. Kerudung abu-abu, kaos kaki abu-abu dan tas abu-abu. Suasana hati dan pikiran saya juga abu-abu. Mungkin istilahnya kalo di Bahasa Inggris itu "gloomy".

Ada sesuatu antara saya dengan warna abu-abu. Biasanya kalau saya sedang tidak begitu baik, saya akan pakai abu-abu, seperti hari ini. Tapi senangnya hari ini masih ada orang-orang di sekitar saya yang membuat saya semangat, tersenyum dan tertawa. Paling tidak, saya jadi sedikit tenang.

Terima kasih :).


===
Enggak ada hubungannya memang. Anggap saja saya lagi nyari bahan postingan buat ngeblog 31 hari selama bulan Mei ini.

Nitip albumnya Yuna Zarai dong..

Sejak postingan saya yang ini, sampai sekarang belum nemu juga albumnya Yuna Zarai yang Decorate. Apalagi EPnya. Di Malang sejauh ini nggak ada. Belum nyari di Surabaya/Jakarta sih..

Jadi kalau ada yang lagi jalan-jalan ke toko cd trus nemu albumnya Yuna Zarai, nitip dong... atau mungkin yang lagi maen-maen ke Singapura/Malaysia, mampirlah ke toko cd buat beli album ini. Percayalah, album ini keren.. :D *maksa*

Karena belum punya albumnya, sementara saya youtubing dulu. Ini salah satunya yang dari tadi saya dengerin berulang kali, videonya waktu live di Chicago : Deeper Conversation, Someone Out Of Town.

Ah Yuna,.. I wish i had your talent...

Jatuh Cinta Itu .... Biasa Saja?

Tadi di twitter lagi pada ngetwit tentang "Jatuh Cinta Itu Biasa, . . . . ". Seperti biasa, ada yang lucu-lucu twitnya, ada yang nyinyir, ada juga yang #makjleb. Jadi ingat lagunya Efek Rumah Kaca (lagi-lagi ERK) yang judulnya Jatuh Cinta Itu Biasa Saja.

Bukan maksud ERK menyederhanakan makna jatuh cinta lewat lagu ini. Yang dikomentari ERK di sini sepertinya adalah pengungkapan cinta yang berlebihan seperti mengumbar kemesraan di depan umum, di setiap waktu. Padahal sebenarnya jatuh cinta itu sederhana..

Coba deh,..
Kalau Jatuh Cinta Itu Biasa Saja, kenapa ada lagu bagus yang judulnya "Ternyata Cinta"?
Kalau Jatuh Cinta Itu Biasa Saja, kenapa ada rindu dan cemburu?


"Gelap adalah..."

"Gelap adalah teman setia dari waktu-waktu yang hilang"

Lirik di atas adalah potongan lirik lagu dari Efek Rumah Kaca - Sebelah Mata. Termasuk salah satu lagu yang sejak pertama kali mendengarnya, saya langsung suka. Padahal ngerti liriknya aja enggak. Ya maksudnya bisa saja pemahaman saya tentang liriknya berbeda dengan maksud ERK waktu bikin lagu ini. Tapi nggak masalah kan?.

Diangkat dari kisah nyata Adrian, sang bassist, yang mengalami gangguan penglihatan, lagu ini memang moodnya sendu dan gloomy, tapi bukan lagu cengeng. ERK mana pernah sih bikin lagu cengeng?. Bukan lagu sedih yang kemudian mengiba dan merengek-rengek, tapi lagu sedih yang malah menyiratkan ketegaran dan rasa berbesar hati untuk menerima keadaan tersebut. Nggak disebutin begitu sih di liriknya, tapi itu yang kerasa (oleh saya).

Tadinya saya tidak berencana menulis tentang ini. Tiba-tiba saja saat pikiran buntu dan kebetulan playlist sedang memainkan lagu ERK - Sebelah Mata, terpikir untuk menulis. Semakin didengarkan, semakin kagum dengan kemampuan band ini menulis lirik dan memilih nada. Semakin didengarkan, pikiran semakin kemana-mana. Semakin didengarkan, perasaan saya semakin campur aduk. Entah karena lagu ini, atau karena hal lain.



Sebelah mataku yang mampu melihat
Bercak adalah sebuah warna warna mempesona
Baut suara dibawanya kegetiran
Begitu asing terdengar...

Sebelah mataku yang mempelajari
Gelombang kan mengisi seluruh tubuhku
Terbentuk dari sel agung
Dan diabetes adalah sebuah proses yang alami

Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia dari waktu-waktu yang hilang


susah ngomongnya..




bukan karena kehabisan kata-kata, tapi kalau ini diceritakan, semua yang ada sekarang bisa berantakan.

tapi ini nggak bisa dibiarkan dan dipendam sendirian, atau jadinya malah nggak karuan..


mikir..

i should bite more than i can chew. then take a break. to bite more.

First Of May



gambar : locomostrip.com

Udah bulan Mei aja nih.. Cepet banget yak?. How's your 2011 so far?.

Bulan ini sepertinya bakalan jadi bulan paling hectic buat saya. Semoga saya sehat, badan bisa kompromi untuk diberi jatah tidur 2-4 jam saja, otak bisa diajak kompromi untuk baca, mikir, dan menganalisa dengan cepat. This month is the right time for me for upgrading my multitasking skill. Well actually it's not multitasking, it's multithinking.

Wish me luck ;).